Tulisan "CAT" Pada Alat Ukur Listrik


Sebagai pekerja listrik dari tingkatan profesional sampai pemula tentu penggunaan alat ukur listrik sudah menjadi kebutuhan didalam suatu proses pekerjaan baik instalasi maupun perbaikan. alat ukur dalam dunia kelistrikan tentu kita membayangkan peralatan untuk mengukur tegangan, arus, resistansi dan lainnya kedalam satuan listrik. Jika anda pernah membeli alat ukur listrik (measurement tools), mungkin anda pernah mellihat tulisan "CAT" misalnya CAT I, CAT II, CAT III dan CAT IV yang tertera pada alat ukur listrik, apa maksud dari tulisan tersebut ? berikut penjelasannya.

International Electrotechnical Commission (IEC) mengeluarkan regulasi dan telah menggunakan kategori pengukuran tersebut untuk pengelompokan rangkaian listrik yang terpasang dan beroperasi dalam pengujian atau pengukuran untuk instalasi sampai perangkat listrik. Klasifikasi kategori pengukuran ditentukan oleh IEC 61010-2-030 (Safety requirements for electrical equipment for measurement, control, and laboratory use - Part 2-030: Particular requirements for test and measurement circuits).

Alat ukur listrik di rancang dan dibuat bertujuan untuk menyesuaikan dengan kondisi tertentu. penyebab hasil pengukuran yang tidak akurat (error), kerusakan bahkan sampai kecelakaan dikarenakan faktor melampaui parameter yang sudah dikategorikan. kategori pengukuran digunakan untuk memberikan rating pada alat ukur yang disesuaikan berdasarkan kapasitasnya untuk ketahanan dari lonjakan tegangan listrik yang diberikan melalui resistansi tertentu. 

Kategori (CAT) pengukuran yang tertera pada alat ukur biasanya ditulis menggunakan nomor angka Romawi. jika menemukan alat ukur yang tidak tertera pada alat ukur berarti menandakan alat ukur tersebut dapat dikatakan tanpa kategori dengan bahasa lain pengaplikasiannya sebelum kategori I (CAT I). Kategori pengukuran ditentukan sebagai berikut : 

CAT I 
Pengukuran pada sirkuit yang tidak mempunyai sambungan langsung ke sumber listrik, misalnya perangkat proteksi kelas 3 (pengoperasian dengan pengaman tegangan ekstra rendah), perangkat yang dioperasikan dengan baterai, kelistrikan mobil 12 s/d 24 V.

CAT II 
Pengukuran pada rangkaian yang mempunyai sambungan langsung ke sumber listrik tegangan rendah melalui stop kontak, misalnya pada peralatan rumah tangga, peralatan portabel dan peralatan sejenisnya.

CAT III 
Pengukuran di dalam instalasi gedung (konsumen stasioner dengan sambungan non-pluggable, koneksi distribusi, perangkat yang terpasang permanen di box panel distribusi), misalnya distribution boards, circuit-breakers, wiring, including cables, bus-bars, junction boxes, switches, socket-outlets in the fixed installation, dan peralatan industri.

CAT IV 
Pengukuran pada sumber instalasi tegangan rendah (meter, koneksi utama, proteksi arus lebih pada transformer), misalnya pengukuran pada kabel yang menghubungkan transformator daya ke gedung, meteran, saluran udara tegangan rendah, junction rumah.
Sumber gambar : https://www.hioki.com

kategori tersebut belum selesai untuk menentukan kategori tegangan yang sesuai. Mencocokkan  tegangan yang diperkirakan  dengan perangkat pengujian dan pengukuran saja tidak akan memberikan jaminan keamanan yang memadai. Unit listrik yang rusak dapat  mengalami tegangan impuls  atau transien  berkali-kali lipat dari nilai alat listrik tertentu. Misalnya, suatu saluran biasanya mempunyai tegangan 120 atau 240, namun sambaran petir dapat menimbulkan tegangan sementara, mungkin beberapa ribu volt, yang dapat menyebabkan korsleting dan busur api yang dapat  melukai  personel yang menguji  infrastruktur  tenaga listrik  dengan peralatan yang tidak memadai . 

Intinya, alat tersebut tidak hanya harus memiliki peringkat CAT yang sesuai untuk aplikasinya, perangkat tersebut juga harus memiliki peringkat tegangan lebih tinggi dari tegangan maksimum lingkungan tertentu untuk menahan  lonjakan tegangan yang berpotensi membahayakan. 

IEC  menyediakan referensi cepat untuk menentukan apakah suatu peralatan listrik sesuai untuk tugas yang ada atau tidak. berikut detailnya :

Saat memilih alat ukur tentukan terlebih dahulu level CAT yang akan terapkan. Kemudian pilih meteran dengan rating tegangan lebih tinggi dari tegangan maksimum yang akan Anda uji pada setiap level CAT. Misalnya, seorang pekerja listrik yang bekerja di area CAT III dan CAT IV dapat memilih meteran dengan rating CAT III 600 V / CAT IV 1000 V . Dalam suatu kategori, peringkat tegangan yang lebih tinggi menunjukkan peringkat ketahanan transien yang lebih tinggi. Pilih meteran dengan nilai voltase yang sesuai dengan lokasi (yaitu CAT I, II, III, IV) di mana Anda akan beroperasi.

Memahami berbagai alat ukur listrik menjadi hal wajib yang harus dilakukan oleh pekerja yang berkaitan erat dengan hal ini. Lebih-lebih bila Anda merupakan bagian dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja perusahaan. Semua hal yang berkaitan dengan alat ukur listrik sampai dengan risiko kecelakaan kelistrikan, dapat diperoleh dari pelatihan Kesehatan Keselamatan Kerja kelistrikan. Sebelum menggunakan alat-alat test listrik tersebut, pastikan terlebih dahulu kita ingin menggunakan alat tester listrik analog atau alat ukur listrik digital sesuai prosedur.






Referensi : 
https://www.hioki.com
https://www.fluke.com
https://www.flir.asia
https://en.wikipedia.org


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Cubicle Medium Voltage (MV Switchgear) ?

Panel Listrik Beserta Jenisnya

Apa itu Relay ?